07 Februari 2015

Kisah Seorang Guru yang Menghasilkan Uang dari Menulis di Internet

Penghargaan 'Guru Blogger Inspiratif 2014'
Satu dua tahun terakhir saya dihantui oleh keinginan untuk memiliki gadget smartphone. Bukan apa-apa, tapi setiap bertemu teman atau kenalan baru selalu ditanya PIN BBM dan lain-lain. Saya jawab saja dengan santai kalau belum merasa butuh untuk memilikinya. Nanti kalau sudah merasa perlu saya akan membelinya. Kalau bisa bukan dengan uang pribadi dan tak terduga. Padahal aslinya lagi kere, hehe



Biar ceritanya enak, kita ganti saja "saya" dengan "dia". Oke?

Seiring berjalannya waktu, dia masih menyimpan keinginan itu. Untuk menggunakan uang pribadi pun rasanya sangat sayang. Selalu timbul pertanyaan, "untuk apa ya nanti kalau saya punya smartphone?" Pikirnya. Toh, masih bisa dengan HP yang sekarang ini." Prinsip dia dalam membeli barang (mewah, tersier) yaitu mendahulukan kebutuhan, bukan keinginan.

Suatu kali, dia memiliki ide untuk menulis di blog namun terkendala koneksi internet. Sehari-hari biasanya dia menggunakan jaringan wi-fi di tempatnya mengajar. Rasanya sangat mengganjal kalau ada ide untuk menulis tapi harus tertahan. Benar bisa diketik dulu lewat laptop, namun itu tidak sampai mencegah keinginannya untuk menulis di blog. Dia pun tidak sabar menunggu esok hari karena saat itu sudah pulang dari mengajar.

Esoknya, saat asyik berinternet ria, entah dari mana awalnya, tiba-tiba dia sampai pada sebuah alamat website yang concern dalam dunia pendidikan. Lembaga ini sedang mengampanyekan melek teknologi khususnya dalam dunia pendidikan. Iseng-iseng dia baca peraturan dan persyaratannya. Dalam hatinya mantap, "masak sih saya tidak juara." Pikirnya yakin. Setidaknya dalam tiga besar. Soal urutan keberapa tak masalah. 

Dia berpikiran demikian bukan karena merasa sudah mahir menulis, atau bukan untuk menyombongkan hati, tapi karena ingin menanamkan pikiran positif bahwa ini akan menjadi jalan untuk mewujudkan keinginan lewat aktivitas menulis. Akhirnya, momen itu menjadi titik awal mimpi untuk memiliki smartphone. Mimpi yang bagi sebagian orang sepele, namun baginya tidak. Karena Allah sudah berfirman agar selalu berharap akan Rahmat-Nya dalam sebuah ayat dengan redaksi: "Jangan kamu berputus asa dari Rahmat Allah." (QS. Yusuf: 87). Bagi dia ini tidak sederhana karena tidak mudah untuk membangkitkan pikiran semacam itu untuknya.

Kembali ke lomba, dari hadiah yang ditawarkan untuk juara ketiga saja sudah sangat cukup untuk 'membeli' keinginan itu. Dengan keyakinan mantap dia mendaftar dan mengikuti lomba tersebut, meskipun tidak tahu apa yang akan dijadikan bahan menulis. Tapi, dia merasa seperti ada yang menggerakkan untuk mendaftar. Itu saja.

Kemudian, semua persayaratan sudah terpenuhi, termasuk harus memiliki blog pribadi (bukan blog untuk bisnis/komersil).  Namun bahan tulisan belum juga ditemukan. Iseng-iseng dia buka akun Facebook. Aha! Ada draf tulisan lama yang belum selesai tapi masih tersimpan. Jadilah tulisan itu sebagai bahan dan dimasukkan di blog ini juga dengan tema manfaat media sosial untuk pembelajaran. Simpel kok tulisannya. Dan, dari lomba menulis itulah sebenarnya blog ini juga lahir, di samping juga dia memilki blog-blog lain untuk menampung ceceran idenya yang berbeda topik.

Sambil menunggu deadline pengumuman pemenang, dia iseng-iseng mengecek update lewat Fanspage penyelenggara lomba. Dia ingin mengecek sudah berapa peserta yang masuk mendaftar dari teman-teman guru. Pikirnya barangkali ada ide lain yang bisa dia pelajari sesuai tema yang diangkat, yakni "Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran". Ternyata banyak sekali tulisan teman-teman guru yang jauh lebih bagus dari pada tulisannya. Bahkan mereka lebih senior dan tulisannya sangat berkualitas. Blog mereka juga sudah 'berumur' dan banyak tulisan-tulisan bagus. Sedangkan blognya masih ingusan dan seumur jagung. Sempat minder awalnya, namun dia tetap pada keyakinan bahwa apa yang terus dibayangkan adalah bentuk lain dari doa yang juga terus dilantunkan. Jadi, tidak harus selalu diucapkan. Apalagi Allah berfirman bahwa Dia adalah sebagaimana prasangka hamba-Nya kepada-Nya. Bayangan positif dia sangat kuat berada dalam tiga besar.

Singkat cerita, hari Sabtu sore dia iseng lagi mengecek timeline Fanspage penyelenggara lomba. Dengan penasaran dia buka. Dan, subhanallah walhamdulillah! Namanya ada di urutan ketiga. Saat itu juga dia gembira, kaget, dan haru serta tidak percaya. Dia tidak menyangka bahwa namanya benar-benar menjadi pemenang tiga besar dari ratusan peserta lomba. Sungguh di luar dugaan karena dia sadar kalau tulisannya sangat sederhana dan tidak berkualitas. Tapi, begitulah kenyataan hari itu.

Selanjutnya, selang beberapa hari, panitia menghubunginya lewat akun Facebook dan email-nya untuk pendataan lebih lanjut tentang teknis-teknisnya sebagai pemenang. Sebenarnya dia diundang ke Jakarta untuk soft launching sebuah program guru melek TIK dari yayasan penyelenggara, sekaligus penyerahan penghargaan sebagai pemenang. Namun, karena berhalangan hadir dia meminta maaf karena tidak bisa memenuhi undangan. Sertifikat di ataslah ganti penghargaan lain selain uang tunai.

Begitulah kekuatan mimpi, doa dan berprasangka positif kepada Allah. Diiringi dengan usaha maka rangkaian ini adalah kekuatan yang amat dahsyat sebenarnya. Menjadi guru blogger lewat menulis mengantarkannya pada mimpi yang menjadi kenyataan dengan menjadi penulis blog. 


0 comments: